Pengikut

Selasa, 11 Januari 2011

Jeritan Hati Ku.....!!

Ku tau semuanya ada,
Ku tau banyak yang sengsara,
Ku tau itu, dari kenyataan yang ada...

Dalam inginku, ku melihat dengan hati dan nurani
ku lihat begitu banyaknya yang tak wajar,
namun ku tak berdaya.

Disana-sini jerit meradang,
siksa dan kematian kadang menghadang....
akankah ini terus terjadi...?
apakah yang masih kurang di negeri ini...?
sungguh ku tak mengerti lagi situasi ini....

Situasi yang terus dibuat dengan skenario sistematis....
yang membuat orang tak sadar dalam ketertindasannya,
diam dalam ketiadaan, dan terlena dalam kesengsaraan....

Sampai kapan ini terus terjadi....
inikah yang diwariskan tuk anak negeri....?
inikah yang terus akan merasuki raga dan pikiran kita...

sadar tapi tak berdaya.....
merasakan namun tak bergerak....
memilih tuk diam...adalah pilihan...

Betul atau tidak...kawan....!!

Senin, 10 Januari 2011

Serpihan Kegelisahan..

Serpihan Kegelisahan..

*) sungguh puisi indah yang membuatku kegilisah...
Arti Sebuah Kesetiaan.

Setia...tiada kata yang lebih indah selain S E T I A, banyak orang berharap memilikinya dan setiap orang mendambakan untuk mendapatkannya dari orang lain baik itu sahabat, kekasih, maupun saudara sendiri, karena memang merupakan hal yang sangat sulit untuk di miliki dan dapatkan dari setiap pribadi.

Dalam setiap hubungan antar pribadi ataupun kelompok, ke-setia-an adalah yang paling dibutuhkan bukan sekedar simbol tetapi juga teraplikasi dalam tindakan yang akhirnya berdampak pada komitmen kebersamaan, walaupun kadang kata S E T I A itu juga dipelintirkan dalam singkatan-singkatan miring seperti, Segala Tipu Ada, dan lainnya yang mungkin juga didasari dari sudah berkurangnya rasa kepercayaan yang terbangun.

Dalam hal ini, ada banyak yang kemudian dapat dilihat dari berkurang atau sudah tidak adanya ke-setia-an di khususnya pada kalangan masyarakat saat ini yang juga dapat kita katakan "krisis kepercayaan" akan kesetiaan. Dimana-mana kita lihat orang berkonflik akibat hilangnya tingkat kepercayaan baik pribadi lepas pribadi ataupun antar kelompok yang berujung pada saling curiga dan mencurigai satu sama lainnya.

Dapat juga kita lihat saat ini misalnya antara pemerintah dan rakyatnya terjadi kesenjangan yang berakibat dari sudah hilangnya kepercayaan rakyatnya atas sistem yang diberlakukan oleh negara dalam hal ini adalah pemerintah bersangkutan yang tidak lagi memperhatikan kepentingan rakyat baik secara sektoral ataupun rakyat secara umum.

Dengan demikian maka pentinglah saat ini kita lebih melihat diri dan pribadi kita baik pikiran ataupun tindakan apakah telah sejalan atau tidak, memang kadang sulit melihat ataupun menilai diri sendiri apalagi menyangkut soal ke-setia-an yang dapat menjadi subjektif dalam penilaiaannya.

Sungguh sebuah ironi jika kemudian hubungan antar kelompok maupun personal yang sudah tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya akibat kehilangan ke-setia-an dan juga kehilangan kepercayaan yang akan mempertanyakan komitmen dalam hubungan dan akhirnya memunculkan konflik.

Setidaknya saat ini prinsip minimal yang harus terbangun adalah belajar mengerti diri sendiri dengan objektif, menyadari akan pentingnya kebersamaan dalam perbedaan, menyadari kekurangan satu sama lain, mendukung setiap keputusan bersama dengan tindakan yang tidak mencederai hati masing-masing dengan pemberian penghargaan tinggi atas kesepakatan atau komitmen apa saja yang dibangun secara bersama.

Tiada yang hal paling istimewa selain ke-SETIA-an itu sendiri, dengan memiliki ke-setia-an akan menempatkan harkat dan martabat diri sebagai manusia yang memiliki hati, pikiran dan perbuatan yang sejalan.

Sabtu, 08 Januari 2011

Pohon Aren, Tanaman Keren di Zaman Modern | apa kabar sidimpuan online

Pohon Aren, Tanaman Keren di Zaman Modern | apa kabar sidimpuan online
Pemimpin Kreatif

Apakah kompetensi terpenting yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah dan semakin kompleks? Kepintaran membangun citra di mata publik? Bukan. Tapi, kreativitas dalam mengatasi persoalan.

Setidaknya, itulah yang ditemukan oleh tim IBM for Business Value yang melakukan studi bertajuk CEO Global Study. Studi ini bertumpu pada hasil survey yang dilakukan terhadap lebih dari 1.500 manajer dan eksekutif di berbagai penjuru dunia dan dari beragam jenis industri. Mereka sepakat bahwa kreativitas merupakan kompetensi terpenting dibandingkan berbagai kompetensi lain yang diperlukan seorang pemimpin dalam menjawab persoalan saat ini dan masa mendatang.

Dalam konteks studi ini, kreatif dipahami sebagai kemampuan menemukan cara-cara baru di dalam menangani persoalan. Seorang pemimpin kreatif tidak akan mengandalkan cara-cara lama, sekalipun bila cara lama itu terbukti sudah berhasil. Ia selalu terdorong untuk mengeksplorasi kemungkinan lain di dalam menangani suatu persoalan. Ia percaya bahwa selalu ada cara berbeda yang lebih bagus, dan ia berani menggali kemungkinan itu.

Ada pemimpin yang takut menanggalkan cara lama sebab cara baru belum tentu berhasil. Ia khawatir, jika upaya barunya itu gagal, citranya akan turun. Karena merasa nyaman dengan “status quo”, pemimpin tipe ini akan cenderung mandeg, tidak berani membuka jalan baru. Ia tidak memiliki cukup nyali untuk mendaki jalan yang terjal, membuka hutan yang masih asli, dan mengarungi arus sungai yang deras. Padahal, sesudah itu terbentang padang luas tempat ia bisa menikmati kerja kerasnya.

Mengapa kreativitas menempati urutan terpenting di antara sekian kompetensi lainnya? Dalam situasi yang mudah berubah-ubah dan semakin kompleks, bertumpu pada satu cara saja akan membuat seorang pemimpin tidak akan mampu menyiasati persoalan dengan cepat. Ia akan menunggu dengan gamang. Karena itu, para responden memandang penting fleksibilitas dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai situasi baru.

Pemimpin kreatif akan berani mencoba cara-cara baru dalam menyelesaikan persoalan. Ia berani bereksperimentasi untuk menggali hal-hal yang tersembunyi. Bagaikan McGyver, karakter dalam film seri televisi yang terkenal beberapa tahun silam, ia percaya ada seribu kemungkinan untuk mengatasi satu persoalan. Pemimpin bisnis yang kreatif akan nyaman-nyaman saja hidup di tengah ambiguitas, sebab pikirannya dengan cermat menangkap kemungkinan baru.

Michael Michalko, penulis buku ThinkerToys, mengatakan bahwa kreatif atau tidak kreatif itu perkara kepercayaan. Para pencipta atau penemu adalah orang-orang yang kreatif karena mereka percaya bahwa mereka kreatif. Mereka penuh kegembiraan dan selalu berpikir positif. Mereka melihat “apa yang dapat” dan bukan “apa yang tidak dapat”, “apa yang mungkin” dan bukan “apa yang tidak mungkin”. Kata Michalko, mereka lebih suka memasukkan semua kemungkinan, yang nyata maupun yang imajinatif. “Jadi tak mungkin menjadi kreatif apabila Anda bersikap negatif,” tutur Michalko.

Tentu saja, pemimpin kreatif akan membuka peluang seluas-luasnya bagi organisasi dan orang-orang yang ia pimpin untuk melakukan eksplorasi terhadap persoalan, cara menanganinya, struktur dan cara kerja organisasinya, model bisnisnya, dan banyak lagi. Pemimpin yang berkacamata kuda akan berjalan lurus ketika seharusnya ia berkelit menghindari onggokan batu yang menghadang di tengah jalan.

Dian Basuki, pengamat masalah manajemen

Jumat, 07 Januari 2011

Film Anak Palu

TONJI RENJO, CERITA ADAT KAILI YANG DIANGKAT DALAM FILM

PDFCetakEmail

Senin, 28 Juni 2010 23:47

PALU, (28/6) – Siapa bilang film hanya bisa digarap di Jakarta dan oleh orang Jakarta? Kali ini penggarapan film justru mulai dilakukan oleh beberapa pemuda lokal khususnya di Palu.

FILM DRAMA - Sejumlah kru sedang berakting mengerjakan pembuatan film drama dengan judul

FILM DRAMA - Sejumlah kru sedang berakting mengerjakan pembuatan film drama dengan judul
Penggarapan film drama pertama ini dilakukan oleh sejumlah pemuda yang tergabung dari Forum Musik Etnik Palu, Sabtu (26/6). Penggarapan yang sudah memakan sebulan lama ini tinggal menggu waktu untuk diliris.
Film yang diangkat berdasarkan dari naskah teater ini dituang ke sebuah naskah film yang mengangkat tentang kearifan-kearifan tanah adat Kaili yang kini hampir terlupakan. Salah satunya tragedi klasik yang terjadi di film ini adalah kegagalan pernikahan antara pria bernama I Tondji Renjo dengan putri negeri bernama I Dei. Uniknya ini proses penggagalan dilakukan atas nama adat padahal paling berperan adalah dendam.
Bagaimana salah satu adat berasumsi bahwa tidak pentingnya Tai Ganja Pembeka Nganga (Hiasan yang dikalungkan untuk pengantin). Namun prinsip itu yang dianggap sebagai mahkota kehidupan bersama tidak dibawa dalam sebuah acara peminangan itu sebabnya yang melandasi keputusan penggagalan sebuah rencana perkawinan mereka.
Adapun yang diangkat dalam film ini dimana aturan-aturan adat istiadat yang tidak bisa dilanggar seperti, Nompakande Ri Palaka, Nompejomu, Givu (denda). selain itu juga ada beberapa pelanggaran-pelanggaran adat berupa, Netatopo, Nasalababa Norongga Tangara Rara Nungata salambivi salavati, Novaya, Nosintutu dan Neduku.
Lokasi pengambilan gambar film ini pun, masih diseputaran Kota Palu, yakni di Desa Balane Kecamata Palu Barat.
Ashar Yotomaruangi, sang penulis naskah kepada beritapalu.com mengatakan, dirinya sengaja mengangkat cerita yang menyangkut adat istiadat karena hal-hal itu sudah hampir terlupakan oleh masyarakat, khusunya masyarakat Kaili.
“Film ini memang sengaja mengangkat sebuah adat istiadat yang sudah hampir terlupakan bahkan hampir punah dalam sebuah cerita film, Alasannya tidak lain agar kita semua (khususnya masyarakat Kaili) bisa mengingat kembali adat istiadat itu,” kata Ashar yang juga sebagai produser itu, di sela-sela pengambilan gambar di Desa Balane Palu Barat.(berita palu.com/ BP026/BP002)
< Prev

Sampah Talise

SAMPAH PANTAI TALISE DIBUANG DI BUNDARAN HASANUDDIN

PDFCetakEmail

Kamis, 02 Desember 2010 16:44

Palu, 2/12 – Sampah menjadi Obyek dalam Seni Pertunjukan yang ditampilkan oleh Seniman Palu. Belasan seniman yang melakukan Performing Art dengan mengumpulkan sampah disekitar Pantai Talise Palu dan membawanya sampai ke Tugu Kota di Bundaran jalan Hasanuddin Kamis (2/12) dinihari.

Seni Pertunjukan yang bertajuk Orang Orang Bajo melihat kota dari atas bagang, Menurut Endeng Mursalin adalah bentuk kekecewaan dari Masyarakat Laut yang menjalani kehidupannya di Teluk Palu. Setiap hari ada sekitar dua ton sampah masuk ke Laut yang berasal dari Masyarakat kota Palu.

" Melihat fenomena itu, membuat kami menolak dan mengembalikan sampah itu kembali ke kota " kata Endeng dengan suara lantang.
Dalam aksi teaterikal itu belasan seniman yang tanpa baju mengumpulkan sampah di sekitar pantai Talise dan membawa sampah tersebut dengan berjalan kaki menuju Tugu Bundaran Hasanuddin yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari Pantai Talise. Selain sampah yang di pungut di jalan, Sebagian lagi dikumpulkan pada sebuah gerobak kecil dan didorong hingga sampai di Bundaran Hasanuddin.

Kotoran dan sampah itu akhirnya dihambur-hamburkan pada Tugu Bundaran Hasanuddin hingga menutupi hampir sebagian bagian tugu yang menjadi titik nol kota Palu. Setelah sedikit berorasi belasan seniman itu kembali ke Pantai talise dengan berjalan kaki. Dalam acara ini juga ditampilkan pertunjukkan tari kontemporer dan nyanyian musik tradisi serta aksi seniman seniman palu lainnya. (BP001/bp003)

NasdeM di Sulteng

NASDEM: NEO-LIBERALISME HANYA PERKAYA SEGELINTIR ORANG

PDFCetakEmail

Selasa, 16 November 2010 00:32

PALU (15/11) - Organisasi massa, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Nasional Demokrat (Nasdem), Senin malam melakukan sosialisasi menjajaki pembentukan Nasional Demokrat di Sulawesi Tengah. Sosialisasi dihadiri Sekretaris Jenderal Nasdem Syamsul Mu'arif, Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Ferry Mursyidan Baldan dipandu Wakil Sekjen Pertanian, Kehutanan dan Kelautan M Ichsan Loulembah.

Dalam pemaparannya, Syamsul Mu'arif lebih banyak menyoroti soal perekonomian neo-liberlisme yang telah melahirkan kapitalisme, yang hanya mensejahterakan segelintir orang-orang dimana cabang-cabang produksi yang dikuasai oleh negara, kini semuanya diserahkan kepada mekanisme pasar yang dipicu desain Undang-Undang (UU) Penanaman Modal, UU Perkebunan, UU Pertambangan.

''Contoh yang paling santer sekarang ini adalah Krakatau Steel yang sesungguhnya sudah dikuasai investor asing sebelum dijual,'' kata Syamsul Mu'arif di Ballroom Palu Golden Hotel.

Menurut Syamsul MU'arif, selama 12 tahun reformasi, struktur yang justru membaik kelas menengah ke atas, tapi menengah ke bawah belum. Apa yang salah?,'' ujar Syamsul dengan nada bertanya.

Soal cadangan devisa negara saat ini, sebesar Rp90 miliar dollar AS, membuat ekonomi Indonesia tidak mengalami keguncangan ekonomi. Namun, tambah Syamsul, satu hal yang menjadi pertanyaan, mengapa kondisi rakyat Indonesia masih seperti ini. Dia mencontohkan, kenaikan APBN tiga kali lipat juga tidak dapat merubah kesejahteraan masyarakat.

Nasdem dengan tagline Restorasi, yang pertama, restorasi negara-bangsa yang berupa upaya membangun keteladanan, membangun karakter gotong royong sesuai dengan dasar negara dan membangun kepercayaan rakyat terhadap institusi negara, kedua, restorasi kehidupan rakyat yang berupa upaya membangun gerakan arus bawah, atas prakarsa rakyat, yang membawa nilai-nilai kebajikan, spritualitas kebangsaan, sosialitas sosial, kearifan buaya lokal, dan etos kerja yang produktif, ketiga, retorasi kebijakan yang berupa upaya membangun keseimbangan baru dalam tata dunia yang lebih adil, damai dan menjaga kelestarian alam semesta. (bp009)

Sulteng

TIGA PERISTIWA DI SULTENG JADI PELAJARAN BERHARGA

PDFCetakEmail

Rabu, 05 Januari 2011 00:42

PALU (5/1) - Mantan Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Muhammad Amien Saleh, mengaku tiga peristiwa besar yang terjadi di Sulteng saat ia menjabat cukup menjadi referensi dan pengalaman tersendiri, baik secara pribadi maupun jenjang karirnya. Ketiga peristiwa tersebut adalah tragedi Buol, Pilkada Tolitoli dan Tambang Poboya.

Hal tersebut dikatakan Amin saat memberi pesan dan kesan saat acara malam pengantar jabatan di Swiss-belhotel Palu. Amin Saleh yang didampingi isteri dan putrinya dalam kesempatan itu mengatakan, dalam ketiga peristiwa besar tersebut, ia banyak menimbah pengalaman dan makna sebgai aparat penegak hukum di tengah-tengah masyarakat.

“Meski hingga kini kasus Buol belum sepenuhnya selesai, tapi itu cukup memberi referensi bagi saya. Begitu juga dengan kasus Pilkada Buol dan Tambang Poboya. Melalui kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada kita semua, terutama untuk Walikota Palu, Ketua KPU Sulteng dan Raja Buol,” paparnya. Di akhir paparannya, Amin berpesan kepada Kapolda baru, Kombes Pol Dewa Parsana agar bisa meneruskan segala program dan kegiatan yang masih tertunda. Ia berharap, kedepan Polda Sulteng dibawah pimpinan pejabat baru bisa lebih baik dari sebelumnya.

Sementara itu, Dewa Parsana yang juga diberi kesempatan yang sama bersama isteri dan puteranya mengakui, kalau dalam sejarah kepemimpinan Polda Sulteng, baru kali ini Wakapolda menggantikan Kapolda di tempat yang sama. Sebelum-sebelumnya, kebanyakan Kapolda dijabat oleh pejabat polisi dari darah lain atau Mabes Polri. Menanggapi harapan Amin, Dewa mengaku siap melanjutkan segala apa yang sudah dilaksanakan oleh Amin saat menjabat. Ia mengakui, kalau sejumlah program yang dilakukan sebelumnya cukup untuk dijadikan pijakan untuk pelaksanaan tugas kepolisian di Sulteng di waktu-waktu mendatang.

“Saya siap menjalankan tugas baru ini. Pemikiran-pemikiran yang telah dituangkan kapolda lama baik kepada internal polisi maupun untuk masyarakat, saya pikir cukup menjadi bekal,” katanya. Ia juga menyinggung soal kesiapan polisi dalam Pilkada gubernur bulan April mendatang. Menurutnya, pesta demokrasi tersebut menjadi kensentrasi programnya di awal kepemimpinannya.

“Saya berharap Pilkada mendatang bisa menjadi sarana, dimana kita bisa menjalankan bagaimana pesta seni dalam berdemokrasi. Kalau semuanya disentuh dengan seni, saya yakin semua bisa berjalan lancar dan diterima semua kalangan,” katanya.

Pada kesempatan itu, sejumlah pejabat daerah dari kabupaten/kota juga turut hadir dan memberi cinderamata bagi Amin Saleh, yang akan menjalani tugas barunya di Mabes Polri sebagai Wakil Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri. (BP20/BP009)
CEKCOK, SUAMI TEGA HABISI ISTRI

PDFCetakEmail

Selasa, 07 September 2010 00:52

PALU, (7/9) Seorang warga Desa Bulubete, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi tega menghabisi nyawa istrinya sekitar pukul 20:30, Minggu (5/9). Usai menghabisi nyawa istrinya sang suami mencoba bunuh diri.

Menurut keterangan saksi di lokasi kejadian, peristiwa itu bermula saat pelaku Ahmad (46) dan istrinya Nurwahida (35), tengah berada di tempat kejadian Perkara (TKP) yang merupakan rumah orang tua korban Nurwahida.

Tiba-tiba terjadi cekcok antara keduanya, tidak lama kemudian korban Nurwahida berteriak minta tolong ." Saat itu kami mendengar suara korban meminta tolong,"kata Kasat Reskrim Polres Donggala AKP Iwayan mengutip perkataan Bilo (32), salah seorang saksi Senin malam.

Mendengar teriakan korban, warga langsung mendatangi lokasi dan mencoba menghentikan aksi tersangka Ahmad. Namun saat sampai di lokasi warga menemukan korban Wahida dalam keadaan tidak bernyawa.

Sementara usai membunuh istrinya, tersangka Ahmad mencoba bunuh diri dengan menusukkan sebilah tombak ke lehernya.

Beruntung warga berhasil menyelamatkan tersangka dan membawanya ke Rumah Sakit Undata Palu untuk menjalani pertolongan medis.

" Kami dan beberapa warga langsung membawa tersangka ke Rumah Sakit Undata Palu,"kata AKP I Wayan.

Akibatnya tersangka mengalami luka tusukan di bagian lehernya. Sementara korban Nurwahida menderita 25 luka tusuk dan sabetan parang di beberapa bagian tubuhnya, seperti leher dan dada.

Dari lokasi kejadian, polisi menemukan barang bukti berupa sebilah parang dan sebilah tombak yang digunakan tersangka dalam menghabisi nyawa korban.

Hingga Senin kemarin, tersangka masih menjalani perawatan insentif di Rumah Sakit Undata Palu," tersangka masih dirawat pada salah satu ruang di Rumah Sakit Undata.(BP026/BP005)
12 PECATUR LOKAL VS GRAND MASTER INTERNASIONAL

PDFCetakEmail

Senin, 25 Oktober 2010 21:27

Palu, (25/10) – 12 pecatur lokal asal Kabupaten Sigi dan Kota Palu bertanding melawan grand master internasional asal Indonesia, Susanto Megaranto ketika Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Bora Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi.
Pada kesempatan itu, Susanto Megaranto memperagakan permainan catur dengan menghadapi dua belas pecatur pada saat yang bersamaan. Dari 12 peserta yang hadir salah satunya adalah peringkat empat pecatur umur 12 tahun tingkat nasional asal kota Palu. Selain itu, turut hadir pula Master Catur Nasional Indonesia, Tirta Chandra Purnama.

Dari 12 pecatur tersebut tak satupun yang dapat mengalahkan Susanto sekalipun panitia menyediakan sejumlah hadiah menarik berupa souvenir dan sejumlah uang tunai bagi yang berhasil mengalahkan sang juara.
“Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan minat dan kemampuan generasi bangsa, terutama bagi siswa sekolah dasar,”ujar Sutanto penuh harap(beritapalu.com/bp019)

Blog Oyi Lindu

My Great Web page