Pengikut

Sabtu, 08 Januari 2011

Pemimpin Kreatif

Apakah kompetensi terpenting yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah dan semakin kompleks? Kepintaran membangun citra di mata publik? Bukan. Tapi, kreativitas dalam mengatasi persoalan.

Setidaknya, itulah yang ditemukan oleh tim IBM for Business Value yang melakukan studi bertajuk CEO Global Study. Studi ini bertumpu pada hasil survey yang dilakukan terhadap lebih dari 1.500 manajer dan eksekutif di berbagai penjuru dunia dan dari beragam jenis industri. Mereka sepakat bahwa kreativitas merupakan kompetensi terpenting dibandingkan berbagai kompetensi lain yang diperlukan seorang pemimpin dalam menjawab persoalan saat ini dan masa mendatang.

Dalam konteks studi ini, kreatif dipahami sebagai kemampuan menemukan cara-cara baru di dalam menangani persoalan. Seorang pemimpin kreatif tidak akan mengandalkan cara-cara lama, sekalipun bila cara lama itu terbukti sudah berhasil. Ia selalu terdorong untuk mengeksplorasi kemungkinan lain di dalam menangani suatu persoalan. Ia percaya bahwa selalu ada cara berbeda yang lebih bagus, dan ia berani menggali kemungkinan itu.

Ada pemimpin yang takut menanggalkan cara lama sebab cara baru belum tentu berhasil. Ia khawatir, jika upaya barunya itu gagal, citranya akan turun. Karena merasa nyaman dengan “status quo”, pemimpin tipe ini akan cenderung mandeg, tidak berani membuka jalan baru. Ia tidak memiliki cukup nyali untuk mendaki jalan yang terjal, membuka hutan yang masih asli, dan mengarungi arus sungai yang deras. Padahal, sesudah itu terbentang padang luas tempat ia bisa menikmati kerja kerasnya.

Mengapa kreativitas menempati urutan terpenting di antara sekian kompetensi lainnya? Dalam situasi yang mudah berubah-ubah dan semakin kompleks, bertumpu pada satu cara saja akan membuat seorang pemimpin tidak akan mampu menyiasati persoalan dengan cepat. Ia akan menunggu dengan gamang. Karena itu, para responden memandang penting fleksibilitas dan kemampuan adaptasi terhadap berbagai situasi baru.

Pemimpin kreatif akan berani mencoba cara-cara baru dalam menyelesaikan persoalan. Ia berani bereksperimentasi untuk menggali hal-hal yang tersembunyi. Bagaikan McGyver, karakter dalam film seri televisi yang terkenal beberapa tahun silam, ia percaya ada seribu kemungkinan untuk mengatasi satu persoalan. Pemimpin bisnis yang kreatif akan nyaman-nyaman saja hidup di tengah ambiguitas, sebab pikirannya dengan cermat menangkap kemungkinan baru.

Michael Michalko, penulis buku ThinkerToys, mengatakan bahwa kreatif atau tidak kreatif itu perkara kepercayaan. Para pencipta atau penemu adalah orang-orang yang kreatif karena mereka percaya bahwa mereka kreatif. Mereka penuh kegembiraan dan selalu berpikir positif. Mereka melihat “apa yang dapat” dan bukan “apa yang tidak dapat”, “apa yang mungkin” dan bukan “apa yang tidak mungkin”. Kata Michalko, mereka lebih suka memasukkan semua kemungkinan, yang nyata maupun yang imajinatif. “Jadi tak mungkin menjadi kreatif apabila Anda bersikap negatif,” tutur Michalko.

Tentu saja, pemimpin kreatif akan membuka peluang seluas-luasnya bagi organisasi dan orang-orang yang ia pimpin untuk melakukan eksplorasi terhadap persoalan, cara menanganinya, struktur dan cara kerja organisasinya, model bisnisnya, dan banyak lagi. Pemimpin yang berkacamata kuda akan berjalan lurus ketika seharusnya ia berkelit menghindari onggokan batu yang menghadang di tengah jalan.

Dian Basuki, pengamat masalah manajemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Oyi Lindu

My Great Web page